Sunday, June 15, 2008

Bila jiwa ini bergetar dengan seribu perasaan...

KETIKA DIRI HARUS BERANJAK PERGI
Sumber: Zaafarani Zahirul Haq

"RABB! Semanis-manis pemberianMu dalam kalbuku ialah perasaan harapku terhadapMu dan indah-indahnya perkataan pada lidahku ialah memujiMu, sedang yang paling aku rindukan ialah saat berjumpa denganMU.."

Ketika Diri Harus Beranjak PergiJiwa meregang...Tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan ketakutanatau linangan air mata bahagia kerana ingin bertemu Rabbnya.Ditarik, dan dicabut dari setiap urat nadi, syaraf, dan akar rambut.Ini sebuah titah, ia harus kembali kepada pemilikNya.Allahu Akbar, janjiMu telah tiba.

Yaa Rabbi...,

alangkah sakit dan pedih.Perih laksana tiga ratus tusukan pedang,atau ringan bagaikan sebuah pengait saat dimasukkandan ditarik dari gumpalan bulu yang basah.Duhai jiwa, seandainya engkau tahu bahawa sakaratul maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua sketsa yang ada.

Sayup terdengar lantunan ayat suci Al-Quran,Dan titisan air mata yang tumpah.Lalu, hening berbalut sepi.Semakin hening, bening..., menggantikan hingar bingar duniadi kala pagi yang penat dan siang yang meranggas.Diam pun menyisakan kepiluan, kesedihan atau berjuta kenangan.Dia telah pergi, dan tak akan kembali.

Ya Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau tetapkan?

Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul sekian lama?Pembantu yang setia, rumah mewah, kenderaan, kebun luas terbentangdan subur, pakaian yang indah, dan orang-orang tercinta;dimanakah kini kalian berada?Semua telah direnggut kematian, dicampakkan, dan dihempaskannyakenikmatan dunia yang dahulu terlalu dibangga-banggakan.Adakah segala amanah dapat menuai pahala, duhai Allah.

Kegelapan pun menerjah, hitam pekat laksana jelaga,sungguh mengerikan sebahagian jiwa yang akan bertemandengan amalan jahat hingga tibanya hari kiamat.Mencekam, berbaur jeritan kuat memekakkan telinga,"Jangan Kau datangkan kiamat Ya Allah, sungguh aku disinisudah amat tersiksa!!!" saat diperlihatkan tempatnya di neraka.Bagi sebahagian lainnya, alam kubur justeru membuat bahagia.Berteman amal sholeh yang diibaratkan sebagai manusia denganparas amat menyenangkan. Lalu dia pun menjerit, menangis bahagiasaat ditunjukkan tempatnya di Syurga; "Datangkan hari kiamat sekarangYa Allah, aku ingin segera ke sana!!!"

Kematian...

Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan senandung duka.Menciptakan nada-nada pedih dan gamang yang kadang menghujamiman, hingga hati pun bertanya, mengapa selalu ada perpisahan?Rasa itu menghentam dan menikam pada keluarga yang ditinggalkan.

Namun kematian adalah suatu kenescayaan, kerana ia telah dijanjikan.Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang bernyawa.Sayang, kesedaran itu begitu menghentak saat orang-orang yang kitacintai yang direnggutnya. Ketika itu auranya begitu dekat, serasa setiaphelaan nafas beraroma kematian.

Duhai jiwa...

Sedarkah engkau bahawa kelak kuburan adalah tempat peristirehatan?Sudahkah engkau siapkan malam pertama di sana, seperti kau sibukkan dirimenjelang malam pertama pernikahan?Tidakkah engkau tahu bahawa ia adalah malam yang amat mengerikan,malam yang membuat orang-orang sholeh menangis saat memikirkannya.

Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al-Quran, tetapi tingkah lakumutidak pernah kau selaraskan. Kau kenal syaitan, tetapi mereka kau jadikan teman.Kau ucapkan bahawa Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam adalah kecintaan,namun sunnahNya kau tinggalkan.Kau katakan ingin masuk syurga, tapi tak pernah berhenti berbuat dosa.Tak henti-hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan saudaramu sendiri, padahal engkau pun bukan manusia suci.Saat kau kebumikan sahabat-sahabat yang telah mendahului, mengapa kaumengira dirimu tidak akan pernah mati?

Astaghfirullah al'adzim...

Duhai Allah...

Engkau yang Maha MendengarDengarkan munajat ini Ya Rabbi,Berilah kesempatan untuk kami selalu memperbaiki diriJadikan diri ini bersih, hingga saat menghadapMu nanti

Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil mautAllaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil mautAllaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut

Ringankan kematian kami Ya Allah, mudahkanlah duhai Pemilik JiwaJadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapaHingga kematian menjadi sangat indah, kematian yang husnul khaatimahWallahua'lam bisshawab.

*Terimakasih kerana Diana sudi memanjangkan hasil nukilan ini.